Tuesday, December 23, 2014






Malam. Tetap menjadi waktu paling indah untuk memimpikanmu dengan durasi yang sangat lama; jika tidak insomnia.





by azkagasya

Kerinduan



Tangan sebelah kanan ku menggenggam cinta yang kau titipkan.
Erat ku genggam
Agar tak mudah lepas saat bersenggolan dengan tubuh lain.

Tapi cinta yang kau hempaskan,
mampu menciptakan rindu yang amat sangat menusuk relung hatiku yang paling dalam.

Rindu bagai belati,
Yang mampu menyayat dada sebelah kiri dalam dalam.
Hingga meninggalkan bekas luka yang basah.

Sebab luka hanya akan tercipta ketika salah satu diantara kita pergi.
Tanpa mengucapkan salam perpisahan disatu malam.

Sungguh tak ingin ku akhiri rindu ini.
Sakit yang kunikmati ini terlalu sayang rasanya jika diakhiri.

Secangkir kopi pun menemaniku menikmati rindu,
Hingga pada akhirnya masing masing dari kita tutup usia.

Hanya akan ada cerita fana yang menjadi sejarah cinta antara aku, kamu, dan angan angan semu..

Jika aku bisa memilih..
Mungkin aku akan memilih untuk menjaga rindu ini dengan baik..
Sebab rindu.. Bukanlah sebuah pilihan yang harus dipilih




by azkagasya

Monday, December 22, 2014

Rindu Sekali Lagi



Waktu mampu menghadirkan rindu sekali lagi.

Hey lihat!
Dan dengarkan itu!
Celotehan sepasang burung camar dipohon itu
Apakah kamu tau apa yang sedang mereka bicarakan?

Mereka sedang berdiskusi tentang rindu
Yang kadang tak pernah adil untuk mereka
Pun disaat mereka senang atau sedih

Mengapa?
Sebab rindu hanya mampu datang
Dan terus saja datang tanpa tau caranya pergi
Tanpa tau caranya hilang!

Pertemuan, hanyalah mampu menghapus rindu sekelebat
Lalu saat kau pergi?
Rindu pun datang kembali
Bahkan lebih banyak

Rindu bagaikan candu
Hanya pelukan yang mampu menghangatkan rindu kala pertemuan

Dan kau, hanya tau cara menciptakan rindu pada diriku
Menusuk inci demi inci kedalam tulang hingga mampu menembus dada sampai sesak

Aku mencintai rindu
Sebab jika tidak,mungkin aku memilih mati dibunuh rindu
Daripada harus bertahan memelihara rindu yang enggan pergi dari diriku


by azkagasya

Friday, December 19, 2014




Pada Hujan aku mengadu. Setiap waktu ku doakan kau agar senantiasa bahagia dalam jarak. Yang memaksa kita untuk tetap saling mendoakan.



 by azkagasya

Monday, December 15, 2014

Senja

Kala senja berhiaskan cahaya jingga
Seolah mengisyaratkan keindahan yang tak lekang
Menemani langkah langkah lelahku
Bermandikan keringat sebuah perjuangan cinta..

Senja tak akan pernah lelah menemaniku
Walau aku hanya bisa tersenyum menyambutnya.
Dan senyumku pun tak lebih indah dari pantulan pantulan bayang bayang jingga

Hembusan semilir angin yang syahdu
Harum aroma bunga yang akan berkuncup setelah senja tiada
sungguh sangat romantis dibuatnya
Seolah dia mengerti apa yang aku butuhkan

Tapi.. lihatlah!
Senja akan berakhir
Namun dia pasti akan kembali lagi
Menemuiku disini.
Ditempat aku berdiri
Dan menemukan cinta yang abadi bersamanya...


by azkagasya

Cinta Mampu Mengikhlaskan Sekali Lagi

Pada satu pertemuan yang selalu ku idamkan
Dan pada rindu yang selalu ku sebut

Waktu yang menghilangkan kita
Dan ia mampu mempertemukan kita

Bukan pada suatu kisah yang bahagia
Namun pada awal sebuah perpisahan yang pahit

Semoga bahagia selalu menyertaimu dan kekasih mu
Meski belati berkali kali menyayat dada sebelah kiri
Tapi cinta mampu mengikhlaskan sekali lagi



by azkagasya

Thursday, November 6, 2014

Detik di Taman

Kutunggu kau di taman dekat rumahku

Sembari menunggu aku melihat banyak aktifitas disini

Ada yang sendiri duduk disudut taman
Ada yang bersama pasangannya sedang saling tatap seolah mereka benar benar dimabuk cinta
Ada yang bersama keluarga menghabiskan waktu bersama
Bahkan ada sekelompok kawanan sedang asik bermain bola kaki santai ditaman

Hey, bagaimana denganku?
Aku hanya duduk dibangku taman tepat dibawah pohon yang cukup rindang.
Memperhatikan mereka satu persatu hingga bosan

Lalu kau?
Kau tak kunjung datang, sampai aku hampir saja ingin meninggalkan bangku ini berhenti untuk menunggumu

Arlojiku menunjukkan ini pukul setengah lima sore
Tak melakukan apa apa bagaikan mati suri ditaman ini
Hanya saja aku yang tak pernah bosan untuk menunggumu seperti ini

Sampai akhirnya kau datang membawa senyum yang mampu meluluhkan segala jenuhku

Mari kita menelusuri setiap sudut taman ini berdua, saling bergandengan tangan seolah kita adalah sepasang kekasih yang bahagia


By azkagasya

Rindu Bukanlah Sebuah Pilihan Yang Harus Dipilih

Ketika kerinduan ini datang menyeruak
Bagai angin yang berhembus kencang menerpa diri yang begitu tegar berdiri
Tak banyak kusampaikan bagaimana diri ini menahan kerinduan yang amat sangat tak bisa kutahankan

Hanya saja aku tak bisa membiarkan keinginan yang sempurna ini terus menyarang didalam diriku
Aku harus bisa melihat semua dengan nalarku bukan dengan ego ku saja

aku mungkin bisa menahan kerinduan ini
Rindu yang sudah membludak bak air hujan yang turun setelah kemarau berkepanjangan
Tapi mata ku tidak bisa menahan rindu yang tak kusampaikan dan tak terucapkan untukmu dari bibirku sendiri

Aku hanya mengisyaratkan
Aku hanya menyampaikannya lewat bahasa tubuh ku yang sederhana ini
Tak indahnya dengan hembusan angin yang mengisyaratkan hujan
Tak tentu arah

Mungkin kau akan mengerti
Mungkin juga tidak
Namun harusnya kau mengerti tanpa harus ku berkata
Tanpa harus ku mengisyaratkan semua

Jika aku bisa memilih..
Mungkin aku akan memilih untuk menjaga rindu ini dengan baik
Karena rindu.. Bukanlah sebuah pilihan yang harus dipilih

Secangkir Kopi Pagi

Secangkir kopi panas yang kuseduh pagi itu
Hitam pekat dan tanpa gula
Menemani ku menikmati fajar
Sembari duduk di balkon dekat jendela

Geli rasanya jika ingat bagaimana kau menyapa ku kala pagi
Dengan hanya senyuman simpul sederhana yang kau berikan

Entah sihir apa yang ada dalam senyum manismu
Membuat seketika nadi ku berhenti
Jantung yang tak lagi berdetak
Darah yang seolah membeku kala itu

Paras wanita yang begitu indah namun sederhana
Lipstik merah muda yang menghiasi bibir manismu
Pantulan cahaya mentari yang bersambut dengan senyum mu
Membuatku ingin selalu memilikimu

Hampir habis kopi pagi ku ini
Namun senyummu tak membuat semangatku habis
Semangat untuk mencintaimu wahai wanita cantik ku
Jika saja aku diberikan sebuah permintaan
Maka aku akan meminta untuk selalu memilikimu sampai akhir nanti
Agar senantiasa kita bahagia bersama


By azkagasya

Thursday, September 18, 2014

Gemuruh Kesunyian

riuh gemuruh suara air di lautan
semilir hembusan angin mulai terasa
langit tak lagi senja
pasir mulai terasa dingin

satu persatu kupandangi manusia manusia
manusia yang mulai berisik
menikmati malam dipantai itu
bercengkarama dibalik suara ombak yang riuh
sungguh begitu terasa menikmati malam

malam yang tak sunyi
langkah demi langkah mulai tak terarah
entah sampai mana kaki ini akan terus melangkah
entah dimana kaki ini akan berpijak pada tujuannya

aku seperti menunggu datangnya seseorang
seseorang yang akan menemaniku malam ini
sama seperti mereka
saling bercengkrama
saling menertawakan apa yang mereka bicarakan
saling memanjakan satu sama lain

entah sudah berapa lama aku terus berjalan dan berhenti
seperti tak bisa menentukan arah jalanku sendiri
hilang..
diri ini merasa hilang


Thursday, July 17, 2014

Keyakinanku

kurindukan sepinya malam
kudengar suara suara riuh gemuruh setiap malam
yang terus mengganggu telingaku
aoakah gerangan yang begitu ribut ini?

aku berjalan, menelusuri tapak suara hatiku
terus ku ikuti sampai tujuannya
hingar bingar suara mereka
terus saja berteriak mengeluh lelah


lelah sudah bukan penghalang lagi untukku

lelah memang sudah menjadi teman baik ku
sejak aku berniat untuk tidak akan pernah berhenti
sebelum akhirnya aku menemukan apa yang kucari

mentari terbit dan tenggelam
senja jingga yang mulai menyapa
malam yang sudah menunggu untuk disapa
serta pagi yang akan datang kembali 

tapi aku belum berhenti
aku terus berjalan 
berjalan lurus kedepan
tanpa menyapa apa yang menjadi penghalang bagiku

tekat ini terlalu kuat
kaki ini terlalu tangguh
hati ini terlalu yakin
dan.. raga ini terlalu teguh


by Azka Aulia

Friday, June 27, 2014

Seperti.. Seharusnya..

Senja mulai berubah menjadi jingga
Satu persatu kupandangi pohon pohon yang mulai bergoyang karena hembusan angin
Sungguh sangat terasa begitu romantis
Walaupun hanya dengan sederhana

Sungguh ku teringat bagaimana senyuman mu
Selalu teringat mesranya tatapanmu
Dan akan selalu merasakan hangatnya sentuhan lembutmu

Aku merasa sangat beruntung memiliki cinta dan kasihmu
Sungguh tak bisa kuungkapkan bagaimana bahagia ini
Semua kurasakan dengan begitu indahnya


Malam mulai terasa
Begitu juga dengan cahaya rembulan dan bintang bintang dilangit
Seolah mereka mengisyaratkan cintamu
Semua mereka sampaikan dengan pantulan pantulan cahaya yang saling bersaut sautan

Cinta yang aku miliki ini sungguh tak ingin kusia siakan
Yang ada hanya aku harus bisa menjaganya dengan baik
Sebaik dia menjaga ku dengan cintanya
Tak pernah ku berniat sedetikpun untuk melukainya

Rasa yang aku miliki ini sudah terlalu besar
Tak ada yang bisa membuat ku mengurangi rasa ini sedikitpun
Hingga akhirnya akupun mulai bertanya pada diriku sendiri
Bagaimana jika akhirnya aku harus tetap bersamanya hingga akhir nanti?

Apakah semua akan tetap selamanya bahagia seperti ini?
Atau ini hanyalah kebahagiaan sesaat?
Yang kelak suatu saat nanti akan hilang seiring dengan pudarnya cinta yang dimiliki...

Ketakutan terbesar ku adalah.. bagaimana jika aku kehilangannya..
Kehilangan cinta yang selama ini dia berikan
Bagaimana jika aku tidak bisa menjaganya lagi?
Sungguh aku tidak ingin kehilangan nya
Hari ini.. esok.. ataupun nanti
Seperti aku dan kamu yang seharusnya akan tetap menjadi kita.


https://soundcloud.com/azkagasya/seperti-seharusnya-tulisan-yang-disuarakan-me

Tuesday, May 27, 2014

Seuntai Rasa Yang Sederhana


Resah selalu ada dalam fikirannya
entah untuk yang keberapa kalinya selalu merasakan hal seperti itu
hanya bisa diam
diam tanpa bisa mengutarakan apapun

sudah terlalu sering menyimpan rasa kecewa
sesering itu pula memaafkannya..

marah..
bisa saja hati ini marah dengan keadaan
bisa saja semua ini salah keadaan, bukan salah siapa siapa
tapi marah.. bukanlah keadaan yang harus dipilih


selalu ada alasan untuk bisa mengerti akan semuanya
terlalu sering mengalah mungkin...
atau terlalu sering memaklumi keadaan tanpa memikirkan rasa yang sebenarnya
entahlah...

sepertinya rasa untuk menang ini sudah mati
yang ada hanyalah rasa selalu mengalah dan selalu bertoleransi pada keadaan
jika diri ini bisa teriak, mungkin dia sudah kehabisan suara karena terlalu sering berteriak
karena itulah dia memilih untuk diam saja

ada satu rasa yang menguatkan ini semua
rasa yang begitu besar
walaupun sama besarnya dari rasa kecewa yang dimiliki
tapi rasa ini akan terus bertahan
entah sampai kapan..

ini bukan tentang dulu
dulu yang begitu banyak sekali sanjungan
dulu yang begitu terasa sangat manis
dulu yang begitu tak ingin melewatkan setiap detiknya

tapi itu hanyalah dulu yang tak mungkin terulang
dan tak pernah mungkin bisa terjadi lagi
seyakin itukah jika tidak mungkin terjadi lagi?
Ohh.. tentu saja. bisa dibuktikan saat ini juga

sekarang adalah saatnya menjaga dengan baik
sekuat mungkin, sesabar mungkin
walaupun terkadang lelah selalu menghampiri
tapi semua terhiraukan karena satu rasa

Rasa tidak ingin kehilangan lagi..



Sesuatu Yang Kita Rasakan


Mungkin bukan hal yang mudah untuk membuat apa yang kita inginkan menjadi suatu kenyataan
sama halnya seperti kita bermimpi lalu terbangun dan tidur lagi berharap mimpi itu akan berlanjut

Ini berat
ini bukan perkara yang mudah
Kita tau kita harus diam
tapi tidak selamanya diam itu mudah..

Aku pernah hampir saja menyerah
tapi jika aku mengingat bagaimana indahnya..
aku kemudian bangkit lagi dari rasa ingin menyerahku..
Semua itu yang aku rasakan..
berbagai hal dari yang biasa saja hingga luar biasa
Hingga terkadang aku juga sangat lelah menjalaninya..
tapi semua aku lakukan hanya demi satu alasan
dan satu rasa yang ingin aku rasakan terus hingga nanti.. yaitu Bahagia

Aku disini..
berdiri dan mencoba untuk bertahan
sekuat dan semampuku menjalani semuanya bukan hanya demi kesenangan semata
tapi aku melakukannya atas sesuatu yang benar benar sangat suka aku merasakannya

Setiap kali ku memejamkan mataku..
aku hanya berdoa supaya besok aku bisa merasakan kebahagiaan itu lagi mesti tidak sesempurna dulu
Setiap kali ku membuka mataku dari lelapnya tidur dan indahnya mimpi..
rasanya ingin cepat cepat bertemu denganmu
begitupun dengan doaku..
aku selalu ingin dipertemukan denganmu setiap harinya meskipun hanya melihat dari kejauhan atau bahkan hanya melihat
tidak saling menyapa..

Mungkin kita pernah lelah..
kita pernah bosan..
bahkan kita hampir menyerah dan menyalahkan semua seolah salah keadaan..
tapi kita harus bisa menjalani ini semua dengan penuh rasa sabar

Sabar yang selalu berbuah keindahan meski tidak selamanya bisa kita rasakan
karena kebahagian tidak akan pernah abadi sampai kapanpun..

Monday, February 3, 2014

Falling In Love At A Coffee Shop (Jangan Temui Aku Disana Lagi)


 

Sore itu pukul 17.30 sepulangnya aku dari kantor, aku menyempatkan diri untuk mampir kesebuah coffee shop yang tidak jauh dari rumah.. Aku hanya butuh merelaksasikan pikiran ku sejenak dari aktifitas kerja ku yang begitu padat akhir akhir ini. Rindu juga sih sama suasana kayak gini. Entah sudah berapa lama aku tidak pernah datang ke coffee shop ini hanya untuk santai santai, padahal jarak dari rumah pun tidak begitu jauh. Dulu aku sering datang ke tempat ini tapi semenjak pekerjaanku semakin banyak dan aku semakin sibuk dikantor, aku tidak pernah ketempat ini lagi.

Aku duduk di tempat favoritku, meja dimana hanya ada dua kursi dan disamping jendela. Membuat aku terasa nyaman ketika duduk ditempat itu. Apalagi kalau sedang hujan, aku senang melihat hujan yang turun dari balik jendela sambil menikmati secangkir coffee hangat.

Sore itu ketika aku masuk ke coffee shop dan memesan secangkir cappucino latte semua terlihat biasa saja, sampai akhirnya 10menit kemudian datanglah seorang pria berbadan tidak terlalu besar namun cukup berisi, dengan kumis tipis menggunakan t-shirt polos berwarna hitam dibalut jaket sport cassual berwarna merah. Dia duduk tidak jauh dari meja ku. Terlihat biasa saja memang bagi sebagian orang, tapi tidak bagiku.
Entah mengapa sejak dia masuk tadi mataku tidak bisa berhenti memandanginya. Senyumnya yang manis, wajahnya yang ramah, sepertinya dia baik.
Aku tidak mau terlalu larut dalam pandanganku, ku lanjutkan membaca novel ku yang aku bawa dari kantor tadi sambil sesekali aku memandang si pria itu. Dia terlihat sendiri saja tidak bersama teman temannya atau teman wanitanya. Aku pun penasaran, siapa sebenarnya pria itu.

Tidak terasa sudah hampir 2 jam aku duduk menikmati secangkir cappucino latte dan membaca novel sambil sesekali memandang si pria itu. Dia pun sibuk dengan laptop nya. Aku pun memutuskan untuk pulang kembali kerumah. Karena besok aku harus kembali ke kantor masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Saat aku beranjak pulang, si pria itu masih asik dengan dunianya. Dia seolah tidak peduli bahwa sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannya. Yaitu aku.

Keesokannya dikantor, disela sela waktu aku bekerja tiba tiba aku teringat wajah si pria yang di coffee shop kemarin sore. Entahlah, senyumnya dan wajahnya yang ramah itu membuat aku tidak bisa berhenti untuk mengingatnya. Akupun berniat lusa ingin datang ke coffee shop lagi karena kebetulan lusa adalah weekend jadi aku bisa lebih lama disana. Sebenarnya aku juga mengharapkan bertemu dengan pria itu lagi.

.....

Weekend pun tiba, sore itu aku bergegas ke coffee shop di jam yang sama pada terakhir kalinya aku datang kesitu. Seperti biasa.. Aku memilih duduk di tempat favorit ku dan memesan secangkir coffee. Sudah hampir 15menit aku duduk disana. Benar saja feeling ku, pria itu datang lagi dan duduk di tempat yang sama. Ah senangnya ternyata aku bertemu lagi dengannya..
Sebenarnya sempat terlintas difikiranku, mengapa aku tidak menghampirinya dan berkenalan dengannya.. Aaahhh tapi tidak laaah.. Aku tidak cukup berani untuk melakukan hal itu, aku hanya mengaguminya saja. Itu sudah cukup.

Makin lama makin penasaran juga dengannya..
Sampai pada akhirnya aku iseng bertanya pada salah satu pelayan di coffee shop itu.

"Mba maaf.. Aku mau nanya deh"

"Iya mba, mau tanya apa"

"Mba tau siapa pria yang duduk dikursi itu?" *sambil menunjuk ke arah si pria*

"Oooh itu... Iya mba, dia emang sering dateng kesini. Yaa gitu kerjaannya duduk sendirian sambil sibuk sama laptopnya. Kalo udah selesai ya dia pulang"

"Ooh.. Dia emang engga pernah bawa temennya kesini mba?"


"Engga mba, setau aku sih dia sendiri terus"

"Oh gitu yah, yaudah makasi ya mba"

"Iya sama sama mba.."

Mendengar jawaban tadi aku jadi semakin penasaran dengan si pria itu. Tiba tiba aku ingin ke toilet. Bergegas aku ke toilet dan jalan ke arah toilet tepat sekali melewati meja si pria itu. Sambil iseng aku mengintip si pria itu sambil lalu berjalan. Sekilas aku melihat diatas meja ada amplop coklat bertuliskan nama "Faza Anumarta". Aku pun tetap melanjutkan niatku tadi ke toilet. Selesai itu aku langsung bergegas pulang.

Sesampainya dirumah, aku teringat nama diamplop coklat tadi.

"Apakah itu nama nya?"

Aku langsung buka laptopku dan men-Search "Faza Anumarta" di wikipedia. Harapku sih semoga aku bisa mendapat informasi tentangnya. Setelah aku mengklik search lalu muncul beberapa hasil pencarian dari nama itu. Satu persatu aku lihat dan ada yang membuat aku tertarik untuk membukanya, yaitu "Biografi Faza Anumarta". Langsung saja aku membuka artikel biografi itu, dan tidak luput disitu juga ada pict dan setelah aku lihat benar saja..
Itu si Pria yang coffee shop!

Setelah aku membacanya.. Ternyata dia adalah seorang penulis. Yang tidak begitu terlalu terkenal namun karya tulisannya cukup bagus. Dari situ aku semakin tertarik untuk mencari tau tentangnya lewat berbagai situs internet. Walaupun aku tidak pernah berani untuk berkenalan dengannya.

Dia adalah Faza Anumarta, seorang Penulis yang karya karya cukup banyak. Namun dia tidak mau jadi terkenal. Entah karena alasan apa. Dia berumur 26tahun, kelahiran Sydney Australia. Dia cukup lama di Sidney untuk menyelasaikan pendidikannya. Setelah selesai dia kembali ke Indonesia tinggal bersama orang tua nya. Dan dia menjadi penulis sebenarnya sejak duduk di bangku SMA namun dia memutuskan untuk memperkenalkan karyanya setelah dia benar benar menetap di Indonesia.
Cukup banyak bukan informasi yang aku tau?? Ooh terima kasih Wiki..


Seminggu telah berlalu semenjak hari itu..
Akupun merasa rindu pada si pria itu. Oh iya, Faza namanya. Sebelum aku pergi ke coffee shop lagi, aku mampir ke toko buku untuk membeli paling tidak satu buku hasil karya nya. Aku ingin membacanya. Sesampainya di Toko buku aku mencari diantara tumpukan beberapa novel yang ada disana. Aku menemukan hasil karya nya yang berjudul "Pohon Besar Yang Tidak Berdaun" dari judulnya saja aku sudah tertarik. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju kasir dan membayar buku itu.

Aku datang ke coffee shop siang itu, disambut senyum ramah para pelayannya yang memang sudah kenal dengan ku karena aku sering kesana. Tidak lupa memesan secangkir coffee dan duduk di tempat favorit. Itu adalah part dimana aku sangat suka melakukan hal itu.

Aku mulai membaca novel itu. Lembar demi lembar aku baca. Sampai hampir sudah setengah buku aku membacanya. Tiba tiba sosok pria itu muncul. Kali ini aku harus berkenalan dengannya, setelah aku selesai membaca bukunya. Cepat cepat aku selesaikan membaca buku itu. Sampai halaman terakhir tanpa sadar aku meneteskan air mata. Aku larut dalam tulisan itu. Aku rasa si penulis punya pesan yang ingin disampaikan dengan buku itu.

Seselesainya membaca buku itu, aku nekat memberanikan diri untuk menghampiri si pria itu. Dengan wajah setengah ragu, aku terus menghampirinya..

"Hai.. Faza ya? Boleh aku duduk disini sebentar? Oh iya kenalin Aku Nara"

"Eh.. Iya boleh" dengan wajah kaget dia mempersilahkan ku duduk di depannya

Kenapa aku jadi deg degan begini??
Kenapa aku jadi seperti habis dikejar kuda keliling lapangan bola 10kali begini???

"Ada apa ya? Kok kenal sama aku? Apa kita pernah ketemu sebelumnya?"

"Oh engga engga.. Jadi gini, aku tau kamu setelah aku baca buku kamu yang judulnya 'Pohon Besar Yang Tidak Bedaun'. Aku suka banget sama buku itu.."

"Oh ya? Terima kasih karena sudah membacanya" *senyum manisnya pun tak luput menghiasi wajahnya*

Oh tidaaakkk senyumnya itu semakin membuat aku tidak karuan.. Tuhan Tolong akuuu.. Kenapa aku ini???

"Aku gak nyangka bisa ketemu sama penulisnya.. Hihihi"

"Ah bisa aja kamu.. Eh tapi kenapa kamu bisa tau kalau aku Faza? Aku kan tidak pernah terkenal, bahkan orang orang tidak tau aku"

"Emmm... Aku... Aku tau kamu dari wikipedia. Iya bener wikipedia hehehe"

"Hahaha kamu bisa aja nyarinya.. Tapi emang ada yah? Aku aja gak pernah tau loooh"

"Iya ada hehehe"
*tersenyum malu, kenapa aku terlihat begitu gugup didekatnya*

"..lalu ada apa kamu kesini?"

"Oh engga, tadi aku mampir kesini sebentar. Biasa ngopi ngopi cantik ngilangin stres dikantor. Engga sengaja aku liat kamu"

Sebenarnya itu bohoooong.. Aku emang sengaja kesini buat ketemu kamu dan mengenal kamu..

"Okeeyy.. Terus apalagi?"

"Hmm engga apa apa lagi sih.. Cuma lagi butuh temen ngobrol aja. Aduh maaf aku ganggu kamu yah?"

"Engga siiihh... Aku lagi nerusin tulisan aja. Tapi kalo kamu butuh temen ngobrol ya gak apa apa aku temenin aja"


alamaaaakkk baik sekali pria iniiii....

"Eh iya, sehabis aku baca buku itu aku ngerasa kayak ada pesan yang ingin disampaikan sama penulis. Tapi aku belum paham pesan itu apa. Kalo boleh tau, apa yah?"

"Ah bukan apa apa.. Itu aku cuma pengen berbagi kisah lewat tulisan aja. Yang intinya tentang seseorang yang kesepian"

"Emang kamu kesepian??? Hehehe"

"Engga.. Itu kan cuma cerita aja"


"Syukurlah.. Aku fikir itu kamu beneran. Masa iya penulis sekeren kamu gini kesepian"

"Hehehe yaa begitulah. Mungkin itu juga jadi tulisan terakhir aku"


"Hah? Terakhir? Emang kamu gak mau nulis lagi? Emang kamu mau kemana?"


"Ah engga engga.. Engga apa apa kok..."


"Oh iya tapi kenapa kamu gak mau 'terkenal' seperti penulis penulis yang lain?"

"Gak apa apa sih, aku cuma mau berkarya aja dan orang orang bisa menikmati karyaku. Aku gak mau terkenal karena aku memang gak mau orang banyak yang mengenaliku. Aku mau jadi yang biasa biasa saja namun punya karya"

"Jadi, misterius gitu yaahh??? Hehehe"

"Gak juga siiih hehehe"

Tidak terasa sudah satu jam kami ngobrol di coffee shop dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang tapi tidak lupa kami bertukar pin Blackberry Messager

Sejak pertemuan itu aku jadi sering janjian dengan Faza di Coffee shop tempat biasa. Entah itu hanya untuk mengobrol biasa atau saling bertukar pikiran tentang kehidupan.
Cukup dekat. Yaaa aku merasa nyaman berada di dekat Faza.. Apakah aku jatuh cinta???

Sampai pada suatu hari Faza menghilang, berkali kali aku mengirim pesan untuknya tapi tidak dibalas. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Aku menelfonnya dan tiba tiba suara wanita yang mengangkat telfonku.

"Hallo.. Faza??"

"Maaf, ini bukan Faza. Ini mamanya Faza? Ada yang bisa saya bantu? Atau mau titip pesan untuk Faza...?"

"Oh tante.. Aku Nara. Maaf tante, Faza nya kemana ya? Beberapa hari ini pesan ku tidak pernah dibalasnya"

"Nara.. Faza sedang dirumah sakit. Sudah seminggu dia koma dirumah sakit. Penyakitnya kambuh dan dia langsung dilarikan kerumah sakit"

"Hah?? Koma tante?? Kok Faza gak kasih kabar ke aku? Sekarang ada dirumah sakit mana tante? Aku mau ketemu Faza"


"Iya Naraaa... Faza di rumah sakit Gonza di ruang ICU. Kalau kamu ingin bertemu Faza kesini saja. Tante juga ada disini nemenin Faza terus"

"Iya tante..."

Tut tut tut....


Segera aku ambil kunci mobil dan buru buru kerumah sakit untuk menemui Faza. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, pikiranku terus bertanya tanya "kenapa Faza gak pernah bilang kalo dia sakit?" "Kenapa Faza gak terlihat seperti orang yang sakit?" "Kenapa aku baru tau sekarang???"

Sesampainya dirumah sakit aku langsung menuju ruang ICU.. Benar saja, ternyata Faza berada disitu. Terbaring dengan penuh alat medis ditubuhnya.. Aku langsung menitihkan air mata dan memeluk mamanya.

"Faza... Bangun Faza.. Banguuunnn"

"Sudah nara, biarkan faza istirahat dulu. Hanya keajaiban Tuhan yang bisa membangunkannya sekarang"

"Tapi dia sakit apa tante? Kenapa aku tidak pernah tau dan kenapa Faza tidak pernah cerita kalau dia sakit?"

"Dia sakit Kanker Otak nara, sudah lama. Faza itu memang seperti itu. Dia tidak mau merepotkan orang. Dia tidak mau orang tau tentang penyakitnya. Sesakit apapun dia, pasti akan dia simpan sendiri. Faza itu tidak mau membuat orang orang di dekatnya sedih"

"Tapi aku sayang sama Faza tante.. Aku gak mau ngeliat faza sakit seperti ini..."
*air mataku mulai tidak bisa dibendung lagi*

"Sudah Nara.. Sekarang kita hanya bisa berdoa saja mengharapkan kesembuhan untuk Faza. Sebaiknya kamu pulang lalu istirahat. Biar tante yang jaga Faza disini"

"Enggak tante.. Aku mau disini nemenin faza. Aku mau disini sampai faza sadar"

"Yasudah kalau itu mau kamu"




Satu malam.. Dua malam... Tiga malam... Aku terus menemani faza tapi keadaannya tidak juga membaik. Aku semakin cemas. Sampai pada akhirnya kondisi faza semakin kritis. Aku langsung memanggil dokter. Disaat dokter memeriksanya aku diluar ruang ICU bersama mama nya dan terus berdoa untuk faza.

Sudah 20menit dokter memeriksa faza dan keluar dari ruang ICU dengan raut muka yang tidak enak.

"Maaf bu... Sebaiknya kita mengikhlaskan faza saja. Dia sudah tiada. Penyakitnya terlalu cepat merusak syarafnya. Sehingga dia tidak bisa bertahan terlalu lama"

"Tidak! Dokter bilang itu hanya bercanda! Tolong dokter bilang itu hanya bercanda!!!"

"Ikhlas lah nara..." *mamanya memeluk ku sambil menangis*

"Fazaaaa....bangun fazaa!!! Banguuuuunnn!!!! Kamu gak boleh pergi fazaaa... Aku sayang kamu!"

"Sudahlah naraaaa..."

Sampai pada saat pemakaman faza, aku masih tidak percaya jika faza sudah tidak ada. Aku merasakan amat sangat kehilangan orang yang aku sayang itu meski baru mengenalnya beberapa bulan ini. Aku merasa faza itu beda, dia selalu memberi warna untuk hidupku.

Hari itu.. aku datang ke coffee shop sendiri. Masih dengan kenangan bersama faza walau dia kini sudah tidak ada. Senyum nya.. wajahnya.. aroma tubuhnya.. masih amat sangat jelas melekat dalam pikiranku. Namun aku sekarang sudah tidak bisa menemui faza seperti dulu lagi.

Sekarang aku baru mengerti kenapa faza menulis buku yangberjudul "Pohon Besar Yang Tidak Berdaun", Sebenarnya pohon besar itu adalah Faza. Dan itu benar adalah tulisan terakhir faza. Andai aku tau alasan itu sejak awal...

Selamat tinggal Faza.. aku sangat merindukanmu dan berharap kamu datang disetiap mimpi disaat ku tidur.

Monday, January 27, 2014

Kita Power Ranger



Hallo guys…
Di posting kali ini gue mau menceritakan tentang sahabat sahabat gue ah, berhubung gue yang lagi kangen banget sama mereka.

Sebenarnya kita sahabatan sih belom lama lama banget, kita kenal tuh mulai dari jamannya masuk SMA dulu. Kebetulan sekelas semua. Tapi kalo dulu mainnya masih gak terlalu deket waktu masih kelas satu. Kalo gue mainnya lebih sering sama anis, kalo rima jijah mila mereka mainnya barengan. Naik ke kelas 2 karena kelas udah mulai diacak kita mulai pisah. Yang pisah diantara berlima sih sebenarnya si mila. Kalo gue, anis, jijah, rima Alhamdulillah masih berjodoh sekelas. Mungkin karena pada waktu itu gue sama anis deketnya sama rima jijah dari kelas satu makanya waktu kelas dua kita milih mainnya sama mereka.
Kita duduk satu baris dikelas cuma diisi enam orang (pembajakan barisan) isinya gue, anis, rima, jijah, agung, dan joko. Barisan yang engga bisa diganggu gugat. Dipinggir jendela yang disampingnya Kantin jadi kalo lagi belajar mau jajan tinggal teriak “Buuu…Beli Coki Coki! Buuu… Beli Pop Ice! Buuu… Beli Gorengan!” dan masih banyak beli beli yang lain hahaha sampe kadang suka diomelin sama guru kalo ketauan jajan mulu bukannya belajar *ini jangan dicontoh ya adik adik*

Next tentang PWR..
Wait.. apa itu PWR?? Itu sebenarnya singkatan aja sih, kepanjangannya ya Power Ranger *naah power ranger apaan lagi???* oke oke sini gue jelasin.. Jadi dulu ceritanya saking deketnya kita kadang suka apa aja dicurhatin termasuk masalah cowok *tetep*
 
Naaah pada saat itu, gue mila sama rima *kalo gaksalah* kebetulan banget lagi ada masalah sama pasangan masing masing. Terus saling share masalahnya apa *biasa ceweeeek* sampe pada akhirnya kita ngambil kesimpulan kalo semua cowok itu sama. Brengsek!!!! *namanya juga masih sekolah, harap maklum yak :D* terus gue tiba tiba punya ide buat bikin Geng (klasik banget gak sih dulu jamannya sekolah suka banget ngeGeng) terus gue kasih mereka nama “Power Ranger” kenapa Power Ranger?? Jawabannya simple, karena gue dulu waktu masih kecil suka nonton Power Ranger *walaupun sekarang lupa ceritanya*hehehe bukan bukan begitu alasannya. Alasannya adalah.. karena kita mengganggap semua cowok Brengsek dimuka bumi ini adalah MONSTER!!! Jadi kita mau jadi Power Ranger yang ngebasmi para “MONSTER”. Kita enggak mau cuma jadi cewek yang ditindas seenaknya sama cowok cowok engga berperikemanusiaan *sungguh mulia bukan keinginan kami hahaha*

Yaa itulah asal muasal nama “Power Ranger”.. Sejak itu kita jadi makin deket, suka main bareng, nongkrong bareng, cabut bareng, berisik bareng pun juga *ini mah setiap saat*. Mulai naik ke kelas tiga kita pisah lagi kelasnya, karena diatur sesuai abjad nama masing masing. Gue tetep satu kelas sama anis (tiga taun berdua mulu ampe mau gumoh) rima jijah mila mereka satu kelas. Tapi kita tetep sama sama. Kalo di kelas lagi ada jam pelajaran yang gak asik ya pindah aja ke kelas sebelah yang pelajarannya asik. Itu kitaaa…

Banyak banget moment moment yang gue jalanin bareng mereka. Kita pernah gila bareng, sedih bareng, seneng bareng, pokoknya seru deh masa masa itu. Share apapun sama mereka. Mereka pun juga sebaliknya. Seneng gue punya temen bahkan Sahabat kayak mareka udah kayak saudara sendiri saking deketnya. Sama orang tua mereka pun gue cukup deket. Yaa orang tua kita juga sih udah saling kenal satu sama lain jadinya percaya aja kalo kita suka main main keman mana bareng bareng.

Hmm gue akan kenalin mereka satu persatu beserta metamorphosis nya..

Rima
Namanya Karimatul Azizah, dia biasa dipanggil rima. Cewek setengah Judes dan gila ini emang dulu satu SMP sama gue. Tapi percaya atau enggak dulu gue sama dia di SMP berantem terus kerjaannya. Entah itu main kata kataan, jambak jambakan, judes judesan, beeuuuhhh damai sehari doang abis itu berantem lagi sampe akhirnya kita dipertemukan di SMA yang sama dan kita memutuskan untuk berdamai hahaha
Dia itu menurut  gue cewek yang cuek, judes, cantik, selebor kalo kentut suka sembarangan, tapi dulu dia yang paling taat beribadah.








Jijah
Cewek yang satu ini namanya Hazizah Rahmayani, biasa dipanggil Jijah. Ini adalah cewek tergila di PWR. Dia yang paling konyol, paling cuek, paling pinter, paling agak agak konslet. Dia punya predikat “miss ngaret” karenan dia yang paling sering kesiangan kalo bangun pagi. Dia adalah penggemar Justin Bieber a.k.a Beliebers (eh penulisannya bener gak sih?). Kalo dia udah ngomongin si Justin nih yaa, gak ada yang ngerti paling kita cuma ‘‘iya iya‘‘ aja karena emang gak tau beneran *maaf jijah*
Tapi gue suka sama jijah, orangnya jarang sedih. Yang ada hidup nya itu ngelucuuuu muluuu jadi bisa ngehibur temen temennya yang lagi sedih. Sungguh baik sekali dia.






Mila
Yang ini mananya Laila Kamilia, orang orang suka manggil dia Mila. Diantara berlima ya dia ini yang paling Oneng dan Sabar. Sering banget dimarahin sama yang lain kalo lagi lemot. Tapi dia Sabar, gak pernah marah balik paling dia cuma marah sama dirinya sendiri *ini beneran*. Dia juga sama kayak jijah, suka telat kalo sekolah. Pokoknya ngaret deh, kalo janjian sama gue juga gitu ngaret nya lamaaaaaa sampe kesel banget gue nya kalo janjian sama dia afal banget “pasti ngaret”!!!









Anis
Kalo ini namanya Anisa Triselia, biasa dipanggil anis (inget, i jangan diganti u yaa).. Dia yang paling gendut, kalo makan banyak suka tiba tiba laper kalo lagi belajar. Dia cantik, baik, tapi dia yang paling manja diantara kita. Inget banget waktu PWR lagi berantem sama pacarnya terus dia bilang “kalian jangan marah marahan… gue kan gak mau kalian marah marahan” *sambil kucek kucek mata abis nangis* lucu ekspresinya. Dia itu dulu paling deket banget sama gue, karena emang selalu berdua dari kelas satu sampe kelas tiga. Kalo dikelas dulu ya dia temen konyol gue.
Dulu dia disekolah dipanggilnya Mano, karena kata orang sih dia sekilas mirip Manohara. Cuma kalo ini manohara kebanyakan pengembang hahahaha





Azka (Me)


Kalo yang ini gue, Azka Aulia Mustakim. Semua manggil gue Azka atau Oncom. Mungkin kalo gue mendeskripsikan diri gue terlalu narsis kali yah. Tapi yang gue tau dari anak anak mereka bilang gue itu Judes, Tukang tidur dikelas, Emaknya anak anak, kalo nyindir pelan tapi dalem, gampang bergaul sama siapa aja. Paling tomboy banget diantara yang lain.
Yaa emang sih mereka ada benernya juga kalo gue emang orangnya kayak gitu. Tapi ya itulah penilaian mereka, gue sih orang mau nilai apa juga bebas asal mereka senang hahaha *boong banget*








PWR with Joko Agung
waktu kita Lulus

at Jazzy Nite

waktu jijah Birthday

with Rima

dikelaaassss




PWR
with Jijah Rima















PWR